Analisis Longsoran Menggunakan Program Dips
Pendahuluan
Dips adalah program yang dirancang untuk analisis interaktif data geologi berbasis orientasi. Program ini mampu melakukan banyak aplikasi berbasis proyeksi stereografik untuk analisis, seperti yang disediakan oleh Rocscience. Artikel ini akan membahas langkah-langkah dalam melakukan analisis potensi longsoran menggunakan Dips, mulai dari persiapan data hingga interpretasi hasil.
1. Persiapan Kebutuhan Data
Untuk melakukan analisis potensi longsoran dalam Dips, data yang diperlukan meliputi:
- Strike/dip muka lereng: Data ini memberikan informasi tentang orientasi permukaan lereng.
- Sudut gesek dalam muka lereng: Parameter ini diperlukan untuk memahami kekuatan gesek permukaan lereng.
- Data pengukuran scanline: Data ini biasanya berupa dip dan dip direction dari struktur geologi, seperti kekar dan perlapisan batuan.
2. Pengelompokan Joint Set dan Orientasi Masing-Masing Joint Set
Data dip dan dip direction dari hasil scanline dimasukkan ke dalam software Dips. Program ini akan menghasilkan titik pengeplotan berdasarkan analisis stereografis menggunakan Schmidt Net. Metode contouring dilakukan berdasarkan kerapatan titik-titik hasil pengeplotan untuk menentukan tipe longsoran yang berpotensi terjadi. Langkah ini penting untuk mengelompokkan dan mengidentifikasi orientasi joint set.
3. Mengetahui Karakteristik Setiap Longsoran yang Dianalisis
Kondisi umum terjadinya longsoran bidang adalah sebagai berikut:
- Ada bidang release di kanan kiri blok.
- Bidang gelincir punya strike sejajar dengan strike lereng (|αp - αf | ≤ 20°).
- Kemiringan bidang gelincir lebih kecil dari kemiringan lereng (ψp < ψf).
- Kemiringan bidang gelincir lebih besar dari sudut geser dalam (ψp > φ).
Jenis longsoran yang dapat dianalisis meliputi: a) Longsoran bidang (plane) b) Longsoran baji (wedge) c) Longsoran guling (toppling) d) Longsoran busur (circular)
4. Membaca Output Dips
Output dari Dips memberikan informasi tentang potensi longsoran berdasarkan nilai friction angle. Semakin besar friction angle, kemungkinan longsor (ditunjukkan dengan area berwarna merah di antara kedua garis yang menunjukkan batas lateral daylight envelope) akan semakin kecil.
Hasil kinematic analysis menunjukkan nilai critical 0 berarti tidak ada pole dari 60 bidang lemah yang masuk ke zona potensi longsor (merah), yang menunjukkan bahwa potensi longsoran bidang adalah 0.00%. Syarat (|αp - αf | ≤ 20°) dan (ψp > φ) terpenuhi untuk kedua joint set (JS), sedangkan syarat (ψp < ψf) hanya dipenuhi oleh JS 1 dan tidak terpenuhi untuk JS 2. Dari analisis ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi longsoran bidang.
Kesimpulan
Dips adalah alat yang sangat berguna dalam analisis kestabilan lereng dan potensi longsoran. Dengan data yang tepat dan analisis yang teliti, Dips dapat membantu geologiwan dan insinyur geoteknik dalam mengidentifikasi dan memitigasi risiko longsoran di lokasi tambang. Program ini memungkinkan pengguna untuk melakukan analisis yang mendalam dan menghasilkan laporan yang akurat tentang kondisi geologi suatu area.