Curah Hujan/Rainfall Dalam Pertambangan Dan cara mengukurnya!
Pada saat terjadi hujan, seorang mine plan engineer membutuhkan data curah hujan dalam periode tertentu untuk memperkirakan volume air yang akan masuk ke dalam area tambang. Dari sini, mine plan engineer dapat merencanakan design sump untuk menampung seluruh volume air tersebut.
Apa itu curah hujan pada kegiatan pertambangan?
Curah Hujan/Rainfall
Curah Hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh selama hujan terjadi dimana pengukurannya menggunakan satuan tinggi di atas permukaan tanah horizontal/flat yang diasumsikan tidak meresap ke dalam tanah atau mengalir.
Satuan curah hujan adalah mm (milimeter) yang berarti jumlah air hujan yang jatuh pada suatu satuan luas tertentu.
- 1 mm = pada luas 1 m2 jumlah air hujan yang jatuh sebanyak 1 L
- 50 mm = pada luas 1 m2 jumlah air hujan yang jatuh sebanyak 50 L
Alat Pengukur Hujan
Nama alat pengukur curah hujan adalah ombrometer. Tetapi istilah di pertambangan yang paling umum adalah tabung rainfall.
Tabung Rainfall akan menampung air hujan selama 24 jam. Setiap awal shift pagi, engineer yang bertugas akan mengambil data dari tabung rainfall tersebut sehingga kita mendapatkan curah hujan pada 1 hari sebelumnya.
Cara membaca tabung rainfall
Cara membaca tabung rainfall cukup mudah yaitu:
- Cabut tabung inner yang ada di dalam tabung rainfall.
- Tempatkan tabung di permukaan datar.
- Ukur tinggi permukaan air pada tabung dan catat.
- Buang air pada tabung inner.
Apabila terdapat air di luar tabung inner, tuangkan air tersebut ke tabung inner yang sudah kosong, lakukan pengukuran kembali, hasilnya dijumlahkan dengan hasil pengukuran awal.
Demikian mengenai rainfall & cara mengukurnya. Hal ini merupakan modal engineer untuk membuat bentuk sump agar nantinya seluruh limpasan air hujan di tambang dapat tertampung sehingga loss produksi karena hujan dapat diminimalisir.
Penulis: Rifky Anjar Fadhilah