Digital Terrain Model (DTM)

Digital Terrain Model (DTM)

Dalam literatur ilmiah, model 3D permukaan dikenal beberapa istilah antara lain :

  • Digital Elevation Model (DEM)
  • Digital Terrain Model (DTM)
  • Digital Surface Model (DSM)

DEM (Digital Elevation Model) adalah data digital yang menggambarkan geometri dari bentuk permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik-titik koordinat hasil sampling dari permukaan. DEM menggambaran model relief rupa bumi tiga dimensi (3D) yang menyerupai keadaan sebenarnya di dunia nyata (real world) divisualisasikan dengan bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi virtual reality.

Digital Surface Model (DSM) adalah model ketinggian yang menampilkan elevasi pada permukaan pertama di tanah yang merupakan representasi suatu permukaan fisik. DSM digunakan untuk membentuk Digital Terrain Model (DTM) dengan membuang semua fitur dan area pohon secara digital. DSM mendeskripsikan ketinggian dari vegetasi misalnya pohon dan fitur-fitur lainnya seperti bangunan. Data hasil DSM mencakup vegetasi, jalan, bangunan, dan fitur terrain alami. Sehingga dapat dibuat model tiga dimensi dari berbagai sudut pandang dengan menambahkan land covernya.

DTM (Digital Terrain Model) adalah deskripsi digital dari permukaan medan dari poin 3D. DTM dibentuk dari DSM dimana nilai elevasi berada pada bare-earth. DTM merupakan bentuk digital dari terrain (permukaan tanah, tidak termasuk objek di atasnya). DTM secara singkat merupakan DEM yang telah ditambah dengan unsur-unsur seperti breaklines dan pengamatan selain data asli.

Kemudian apa perbedaan ketiga istilah tersebut?

Perbedaan dari ketiga model permukaan bumi yang telah dijelaskan terdapat pada informasi ketinggian yang disajikan dalam setiap model permukaan bumi.

  1. DEM/DTM hanya menyajikan ketinggian permukaan tanah saja,
  2. DSM menyajikan ketinggian permukaan tanah dan objek-objek yang terlihat dari atas tanah seperti, vegetasi, bangunan, dan lain-lain.
  3. DTM merupakan DEM yang telah ditambahkan fitur breaklines sehingga dapat memberikan definisi yang lebih baik tentang karakteristik permukaan topografi, seperti sungai, garis punggungan, dan lain-lain.
  4. Untuk kepentingan praktis, DEM umumnya identik dengan Digital Terrain Model (DTM).

Darimana saja kita dapat mendapatkan data ketinggian tersebut?

  1. Pemetaan terestris
  2. Stereo photogrammetry dari pemetaan udara (foto udara)
  3. Stereo-correlation dari citra satelit
  4. Interferometry radar
  5. Light Detection and Ranging (LiDAR)

Kemudian apa pemanfaatan DTM di Pertambangan?

Digital Terrain Model (DTM) merupakan salah satu output dalam survey dan pemetaan. DTM  menampilkan detail mengenai relief permukaan bumi yang dipetakan, oleh karena itu di areal pertambangan DTM merupakan data dasar yang dipergunakan untuk membentuk model 3D peta kemajuan tambang, pembuatan desain tambang, serta aliran air hidrologi seperti catchment area dan watersheds.

Sumber:

  • Arfaini, J. d. (2016). Analisa Data Foto Udara untuk DEM dengan Metode. Jurnal Teknik ITS, 2-3.
  • Hirt, C. (2015). Digital Terrain Models. Encyclopedia of Geodesy (Ed. E.W. Grafarend). Berlin: Heidelberg.
  • Novita, D. (2017). Analisis Perbandingan DTM (Digital Terrain Model) Dari Lidar (Light Detection And Ranging) Dan Foto Udara Dalam Pembuatan Kontur Peta Rupa Bumi Indonesia. Tugas Akhir – RG141536, 27-30.
  • Purwanto, T. H. (2015). Digital Terrain Modelling. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
  • Sari, D. R. (2016). Analisa Geometrik True Orthophoto data LiDAR. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

 

Penulis : Dinda Pratiwi Dwi Putri

Daftar Sekarang

Daftar sekarang untuk pendidikan dan pelatihan terbaik, siap menjawab kebutuhan perusahaan tambang modern. Jadilah yang terdepan dalam menciptakan masa depan pertambangan Indonesia yang lebih baik!

WhatsApp