Mengenal Lebih Dekat Air Asam Tambang

Mengenal Lebih Dekat Air Asam Tambang

Pengantar

Anak jurusan pertambangan, metalurgi, atau lingkungan pasti tidak asing dengan yang namanya Air Asam Tambang. Apasih itu?

Air Asam Tambang (AAT) adalah air yang bersifat asam yang berasal dari mineral sulfida akibat aktivitas pertambangan, baik itu tambang bijih maupun tambang Batubara. AAT dapat terbentuk pada tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. Jika tidak dikelola dengan baik, AAT akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan manusia jika tidak ditangani dengan baik.

Asal Air Asam Tambang

Proses pembentukan AAT dimulai ketika mineral sulfida, misalnya mineral pirit, bereaksi dengan oksigen dan air. Reaksi ini menghasilkan asam sulfat dan ion logam, yang kemudian larut dalam air dan menciptakan lingkungan asam. Proses ini dapat terjadi secara alami atau dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, seperti pertambangan.

Komposisi Air Asam Tambang

Komposisi AAT dapat bervariasi, tetapi umumnya mengandung asam sulfat dan berbagai ion logam. Logam yang biasanya ditemukan dalam AAT termasuk besi (Fe), alumunium (Al), dan mangan (Mn). Konsentrasi spesifik dari setiap elemen ini dapat bervariasi tergantung pada sumber mineral sulfida dan kondisi lingkungan tempat AAT terbentuk.

Dampak Air Asam Tambang

AAT yang tidak dikelola dengan baik dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan, terutama jika mencemari air permukaan dan air tanah. Berikut beberapa dampak lingkungan yang disebabkan oleh AAT:

  1. Kualitas pH air rendah, membuatnya menjadi sangat asam.
  2. Peningkatan kadar logam terlarut dalam air, termasuk logam berat yang berbahaya.
  3. Gangguan ekosistem disekitarnya dan dapat menghilangkan biota air yang sensitif terhadap keasaman.
  4. Pencemaran air permukaan atau air tanah, hal ini dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Pengolahan Air Asam Tambang

Untuk menghindari dampak-dampak buruk tersebut, Perusahaan pertambangan umumnya melakukan berbagai paya pengelolaan AAT, diantaranya :

  1. Menambahkan alkali seperti kapur Ca(OH)2 untuk mengurangi keasaman air.
  2. Membuat lahan basah dengan tanaman rawa untuk mengurangi kadar logam pada air.
  3. Membuat saluran air dari batugamping untuk meningkatkan pH air.

Selain itu, pembentukan AAT dapat dicegah dengan melakukan enkapsulasi dan segregasi material yang berpotensi membentuk AAT.

Penulis: Lisa Larissa Nugraheni

Daftar Sekarang

Daftar sekarang untuk pendidikan dan pelatihan terbaik, siap menjawab kebutuhan perusahaan tambang modern. Jadilah yang terdepan dalam menciptakan masa depan pertambangan Indonesia yang lebih baik!

WhatsApp