Permeabilitas batubara berhubungan dengan tingkat transportasi/aliran gas (konektifitas void).
Porositas berhubungan dengan kapasitas penyerapan gas dalamn batubara. Permeabilitas menentukan tingkat transportasi/ aliran gas.
Meskipun suatu batubara mempunyai porositas dan kandungan metana yang tinggi. Namun, jika permeabilitasnya cukup kecil, maka aliran gas tidak akan bisa terjadi secara efektif.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMEABILITAS
- Permeabilitas batubara dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya peringkat batubara dan tektonika cekungan.
- Permeabilitas batubara sangat dipengaruhi kerapatan dan bukaan cleat batubara. Semakin tinggi kerapatan (frekuensi) cleat maka akan menaikkan permeabilitas begitu juga dengan kenaikan lebar bukaan cleat.
- Kerapatan merupakan frekuensi atau banyaknya cleat pada satu satuan panjang. Terdapat juga istilah spasi cleat, yang berbanding terbalik dengan kerapatan cleat. Jika spasi cleat cukup lebar, maka frekuensi atau kerapatan cleat semakin rendah. Bukaan cleat adalah lebar bukaan pada sebuah cleat.
CLEAT BATUBARA
Cleat adalah 2 set rekahan yang saling tegak lurus. Dua bidang rekahan yang saling tegak lurus ini terbentuk secara syngenetic bersamaan dengan pembentukan batubara dan tegak lurus bidang perlapisan batubara. Face cleat adalah cleat yang umum terjadi, sedangkan butt cleat umumnya mempunyai penyebaran lateral yang terbatas dan diskontinu ketika memotong face cleat.
PEMBENTUKAN CLEAT BATUBARA
Berbeda dengan rekahan pada batubara yang diakibatkan oleh proses tektonik yang juga mempengaruhi batuan pengapit, cleat terbentuk secara syngenetic sehingga terbatas hanya ada di lapisan batubara dan tidak terdapat di lapisan pengapit batubara.
Kenapa dapat terbentuk cleat? Karena ada penyusutan volume gas sehingga termanifestasi menjadi rekahan-rekahan. Batubara termampatkan sehingga air di dalamnya terdehidrasi karena adanya pembebanan sehingga volume batubara menyusut sehingga terbentuk retakan di lapisan batubara yang disebut cleat.